Hayoo.. Curhat atau mengeluh? :)

Ini adalah cerita seorang mahasiswi yang baru saja memperoleh gelar sarjana. Sebut saja "Bunga". :p

Hari ini bukan hari pertama, minggu pertama, atau bulan pertama ia bekerja. Tapi dalam hati ia masih saja mengumpat “Gue kesel, gue capeeee, gue gak kuat kerja disini.. gue mau resign” begitu terus sejak pertama kali bekerja hingga menginjak bulan ke-5. *Nah, kalau gak kuat kenapa bisa 5 bulan?*

Pekerjaannya memang tidak mudah. Ia perempuan sendiri dalam posisi engineer di sebuah perusahaan IT ternama.
Tiap hari ia bersungut-sungut. Apalagi kalau sudah jam 5 sore, jamnya pulang kerja. Bunga membayangkan, betapa menderitanya ia harus menunggu bis entah berapa lama, belum lagi kalau dia tidak dapat tempat duduk, ia harus berdiri berdesakan di bis sampai hampir 3 jam. Rumah bunga memang cukup jauh dari kantornya. Bunga harus berangkat kerja selepas sholat subuh dan pulang ke rumah bisa sampai jam 10 malam. Ditambah lagi langkanya jumlah bis yang mengantar-jemput Bunga rumah-kantor-rumah, semakin melengkapi penderitaannya.

Bunga sering sekali curhat kepada teman-temannya, kadang lewat facebook, twitter, sms, telfon atau tatap muka langsung, seolah masalah yang dihadapinya adalah masalah paling berat diantara masalah-masalah yang ada di jagad raya ini. *berlebihan* :p

Mungkin diluar sana banyak Bunga-Bunga yang lain? *nunjuk diri sendiri (baca : Heny Erma)* :D

Saya sangat mengerti, siapapun (kaum hawa biasanya) akan sangat sulit mengendalikan lidahnya ketika dalam keadaan terjepit (gak kejepit aja syulit apalagi kejepit) :D. Tapi saya baru sadar, ketika bercerita tentang masalah itu bisa ada 2 modus. Pertama, curhat. Kedua, mengeluh.

Kebanyakan dari kita (kaum hawa) pasti gak kuat deh kalau masalah udah mulai menggunung. Banyak yang beranggapan bahwa share kepada teman atau siapapun itu dapat mengurangi gunungan masalah kita. Tapi sadar atau tidak kalau share dengan modus mengeluh itu ternyata hanya menambah gunungan masalah kita. Saya mengalaminya sendiri. Dulu, saya pernah punya kisah seperti Bunga. Saya mengeluh atas nama share kepada semua orang. Awalnya, mungkin saya senang orang lain bersimpati atas 'penderitaan' saya, tapi lama kelamaan ada sesuatu yang membuat saya merasa "kok masalah gue berat banget ya?" atau "kok gue ngerasa paling menderita ya?"

Sekarang saya bisa bilang begini : "Masalah itu ada pada cara pandangmu Heny, sebetulnya nikmatnya lebih banyak kok dan sebetulnya masalah kamu itu sepele. Seringnya kamu mengeluh itu yang membuatnya menjadi besar. Coba kamu renungkan, berapa banyak temanmu yang belum mendapat pekerjaan? berapa banyak ibadah yang dapat kamu lakukan dari uang gajimu? Lihat wajah orang tuamu yang begitu bahagia melihat kau sudah bisa mandiri, bangganya mereka sudah dapat menyekolahkanmu sampai meraih gelar sarjana dan...... serentetan kebahagiaan-kebahagiaan lainnya."

Curhat dan mengeluh beda-beda tipis memang. Tapi gimana kalau saya kasih contoh begini :

1. "Beteee... Capeee... udah kerjanya susah, jauh, macet, bisnya jarang lagi... gue mau resign aja! huhu...." (sambil nangis menye-menye) :p

2. "Gue mau resign nih. Soalnya kerjaannya susah, bisnya jarang terus jauh juga dari rumah."

Kalau memang niat mau meringankan masalah, jangan coba-coba contoh nomer 1, kareana saya buktinya (hahaha). Selama berbulan-bulan saya hanya meratapi kesedihan saya. Saya seperti terjebak dalam penjara penderitaan dan seperti tidak ada kebahagiaan. Sungguh, mengeluh itu hanya menambah beban dan membuat saya merasa amat sangat benar-benar menderita banget.

Kalau yang nomer 2 itu benar-benar bercerita, ngilangin uneg-uneg dan biasanya membuat perasaan lebih lega begitu.

Eits, belum selesai. masih ada opsi lain : "bersyukur". Misalnya begini:

"Alhamdulillah, gue udah kerja. Udah bisa sedikit meringankan beban orang tua".

"Gue bersyukur masih dikasih kekuatan buat jalanin kerjaan gue yang berat ini. Gue jadi belajar lebih banyak".

"Yaa.. walaupun berat, untunglah gue masih dikasih kesempatan buat kerja di sini sambil nyari kerjaan lain. Daripada gue nunggu kerjaan lain sambil nganggur".

Atau kalimat-kalimat lain yang serupa...

Opsi ini menurut saya adalah yang paling ampuh. Bukan hanya meringankan masalah, tapi juga mendatangkan kebahagiaan-kebahagiaan yang tak terduga. Gak percaya? silakan buktikan sendiri :)



"Mengeluh membuatmu tak dapat melihat kebahagiaan yang sejatinya sangat melimpah. Maka bersyukurlah, karena bersyukur adalah cara terbaik untuk meringankan masalahmu".





- In My White Box :Heny Erma, 030512,20:44 -

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah, Definisi & Komponen Sistem Basis Data