Sirah Nabawiyah - Part 1
-- Karena gajah saja mati
meninggalkan gading, maka apalah arti manusia seperti saya ini? apa yang bisa
saya tinggalkan setelah mati? Jika harta mungkin saja habis, semoga tulisan ini
dapat bermanfaat, setidaknya untuk saya sendiri, anak atau cucu saya kelak. Tulisan ini berupa ringkasan yang rencananya InsyaAllah akan dibuat berseri (part 1, 2, 3, 4, dst..mohon doanya, senoga penulis istiqomah) bersumber dari buku Sirah
Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Terimakasih syaikh, saya belum pernah mohon izin meringkas buku ini secara resmi, tapi semoga pahala terus mengalir kepada syaikh setiap ada manfaat dari pembaca tulisan di blog ini.
“Ikatlah ilmu dengan menulisnya”
Karena tak kenal maka tak sayang,
semoga tulisan ini membuat penulis dan pembacanya makin tau, makin kenal dan
makin sayang kepada Rasulullah Salallahu’alaihi Wassalam..
Bismillahirrohmanirrohiim.. Kebenaran datangnya dari Allah, kesalahan datangnya
dari saya, kebodohan dan fakirnya pengetahuan saya.
Sirah Nabawiyah - Part 1
Posisi Bangsa Arab dan Kaumnya
Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir, tanah
gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya. Jazirah arab memiliki peranan
yang besar karena letak geografisnya. Kondisi tersebut yang
membuat jazirah arab seperti
benteng pertahanan yang kokoh, yang tidak memperkenankan bangsa asing untuk
menjajah atau menguasai bangsa Arab. Penduduk jazirah arab hidup merdeka dan
bebas dari segala urusan sejak jaman dahulu. Karena letak geografisnya pula,
Jazirah Arab menjadi tempat berlabuh berbagai bangsa (Afrika, Eropa, India,
Cina, dll) untuk saling bertukar peradaban, perniagaan, agama dan seni.
Ditilik
dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawan membagi kaum-kaum
bangsa arab menjadi 3 bagian, yaitu :
1.
Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu
yang sejarahnya tidak dapat dilacak secara rinci dan komplit, seperti : Ad,
Tsamud, Thasm, Jadis, Imlaq dan lainnya.
2.
Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal
dari keturunan Ya’rub Yasyjub bin Qahthan atau disebut juga Arab Qahthaniyah.
3.
Arab Musta’rabah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal
dari keturunan Ismail yang disebut juga Arab Adnaniyah
Kondisi Politik Arab Sebelum Islam
Kondisi
politik dikalangan bangsa Arab sebelum islam pada saat itu manusia dapat
dibedakan antara tuan dan budak, pemimpin dan rakyat. Para tuan, terlebih lagi
seluruh arab, berhak atas semua harta rampasan dan kekayaan, dan hamba
diwajibkan membayar denda dan pajak.
Dengan istilah lain yang lebih gamblang, rakyat dapat diumpamakan ladang yang
harus mendatangkan hasil dan memberikan pendapatan bagi pemerintah. Lalu para
pemimpin menggunakan kekayaan itu untuk foya-foya, mengumbar syahwat,
bersenang-senang, memenuhi kesenangan dan kesewenang-wenangannya.
Sedangkan
rakyat dengan kebutaannya semakin terpuruk dan dilingkupi kezhaliman dari
segala sisi. Mereka harus menahan rasa lapar, ditekan dan mendapat berbagai
macam penyiksaan dengan sikap diam, tanpa mengadakan perlawanan sedikitpun.
Kekuasaan yang berlaku saat itu adalah sistem diktator. Banyak yang hilang dan
terabaikan.
Agama Bangsa Arab
Mayoritas bangsa Arab
mengikuti dakwah Ismail Alaihi salam, yaitu tatkala beliau menyeru kepada agama
bapaknya, Ibrahim Alaihi salam yang intinya menyembah Allah, mengesakanNya dan
memeluk agamaNya.
Waktu
bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran yang
pernah disampaikan pada mereka. Sekalipun begitu, masih ada sisa-sisa tauhid
dan beberapa syiar dari agama Ibrahim hingga muncul Amr bin Luhay, pemimpin
Bani Khuza’ah . Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal berbuat baik,
mengeluarkan sedekah dan respect
terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir
mereka menganggapnya sebagai ulama besar yang sangat disegani. Kemudian ia
melakukan perjalanan ke Syam.
“Lalu, apa yang dilakukannya di Syam?” To be continue...
Komentar
Posting Komentar