Sirah Nabawiyah - Part 2
-Part 2- Tulisan ini berupa bersumber
dari buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Terimakasih
syaikh, saya belum pernah mohon izin meringkas buku ini secara resmi, tapi
semoga pahala terus mengalir kepada syaikh setiap ada manfaat dari pembaca
tulisan di blog ini. Bismillahirrohmanirrohiim.. Kebenaran datangnya dari
Allah, kesalahan datangnya dari saya, kebodohan dan fakirnya pengetahuan saya.
Sirah Nabawiyah - Part 2
Agama Bangsa Arab
(part 2)
Ulama besar
Amr bin Luhay, pemimpin bani Khuza’ah melakukan perjalanan ke Syam. Disana dia
melihat penduduk Syam yang menyembah berhala dan menganggap hal tersebut
sebagai sesuatu yang baik dan benar. Alasannya adalah karena menurutnya, Syam
adalah tempat para rasul dan kitab. Maka setelah ia pulang, ia mengajak
penduduk Makkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Orang-orang Hijaz pun
banyak yang mengikutinya, karena menganggap penduduk Makkah sebagai pengawas
Ka’bah dan penduduk tanah suci.
Berhala
yang mereka buat pertama adalah Manat, yang ditempatkan di tepi Laut Merah.
Kemudian Latta dan Uzza. Inilah tiga berhala terbesar, yang kemudian
kemusyrikan makin merebak dan berhala-berhala kecil bertebaran di setiap tempat
di Hijaz. Mereka juga memenuhi Masjidil Haram dengan berbagai macam berhala dan
patung. Tatkala Rasulullah menaklukan Makkah, ada sekitar 360 berhala.
Dikisahkan juga bahwa Amr bin Luhay mempunyai pembantu dari jenis jin.
Orang-orang
Arab jahiliyah pada saat itu menganggap dirinya berada pada agama Ibrahim,
padahal kemusyrikan dan penyembahan berhala terjadi dimana-mana saat itu.
Mereka juga mempunyai beberapa tradisi dan upacara penyembahan berhala yang
kebanyakan diciptakan oleh Amr bin Luhay. Sementara orang orang mengira apa
yang diciptakan Amr bin Luhay adalah sesuatu yang baru dan baik serta tidak
mengubah agama Ibrahim.
Orang-orang
Arab jahiliyah juga mengundi nasib dengan menggunakan al-azlam (anak panah yang
tidak ada bulunya). Pada anak panah tersebut ada tanda “Ya” dan “Tidak”. Mereka
mengundi nasib berkaitan dengan perbuatan yang dikehendakinya, seperti
bepergian, menikah dan lain lainnya. Jika yang keluar tanda “Ya”, mereka akan
melaksanakannya. Jika yang keluar tanda “Tidak”, mereka akan menangguhkannya
hingga tahun depan, dan mengundi nasib lagi. Mereka juga percaya perkataan
paranormal, peramal dan ahli nujum (ahli perbintangan), serta ath-thirayah atau meramal nasib sial
dengan sesuatu (misal, mereka melepaskan seekor burung jika burung terbang ke
arah kanan maka hal tersebut pertanda baik, jika ke kiri maka pertanda sial).
Sekalipun
masyarakat Arab jahiliyah seperti itu, masih ada sisa-sisa dari agama Ibrahim
dan mereka tidak meninggalkannya, seperti pengagungan terhadap ka’bah, thawaf,
haji, umroh, wuquf di Arafah dan Muzdalifah, namun ada hal-hal baru dalam
pelaksanaannya.
Begitulah
agama mayoritas bangsa arab saat itu. Sementara sebelum itu sudah ada agama
Yahudi, Masehi (Nasrani), Majusi dan Shabi’ah. Namun agama-agama tersebut sudah
banyak disusupi penyimpangan dan hal-hal yang merusak. Orang-orang musyrik yang
mengaku berada pada agama Ibrahim justru keadaannya jauh dari perintah dan
larangan syari’at Ibrahim. Seiring perjalanan waktu, mereka berubah menjadi
kaum paganis (penyembah berhala). Sedangkan orang-orang Yahudi berubah menjadi
orang-orang yang angkuh dan sombong. Pemimpin-pemimpin mereka menjadi
sesembahan selain Allah. Orang-orang Nasrani pun berubah menjadi agama
paganisme yang sulit dipahami dan mencampuradukkan antara Allah dan manusia. Sedangkan
agama shabi’ah menurut beberapa kisah, setelah kedatangan agama baru seperti
Yahudi dan Nasrani, agama ini mulai kehilangan pengikutnya. Tapi, sisa-sisa
pemeluknya yang bercampur dengan pemeluk Majusi atau berdampingan dengan
masyarakat Arab dan Irak serta di pinggiran teluk Arab.
Setelah
membahas kondisi agama di jazirah Arab, bagaimana kondisi sosial, ekonomi serta
akhlaknya? To be continue….
Komentar
Posting Komentar