Sirah Nabawiyah - Part 4

-Part 4- Tulisan ini bersumber dari buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Terimakasih syaikh, saya belum pernah mohon izin meringkas buku ini secara resmi, tapi semoga pahala terus mengalir kepada syaikh setiap ada manfaat dari pembaca tulisan di blog ini. Bismillahirrohmanirrohiim.. Kebenaran datangnya dari Allah, kesalahan datangnya dari saya, kebodohan dan fakirnya pengetahuan saya.

Sirah Nabawiyah - Part 4
Nasab dan Keluarga Nabi
a.    Nasab Nabi
          Ada 3 bagian tentang nasab Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam
1.       Bagian pertama, disepakati kebenarannya oleh pakar biografi & nasab, yaitu sampai Adnan. Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Muthalib (Syaibah), bin Hasyim (Amru), bin Abdu Manaf (Al-mughirah), bin Qushay (Zaid), bin Killab, bin Murrah, bin Ka’b, bin Lu’ay, bin Ghalib, bin Fihr, bin Malik, bin An-Nadhr (Qais), bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin mudrikah(amir), bin Ilyas, bin Mudhar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan.
2.       Bagian ke dua, masih diperselisihkan, dari Adnan hingga Ibrahim Alaihi salam.
3.       Bagian ke tiga, ada hal-hal yang tak sepenuhnya benar, dari Ibrahim hingga Nabi Adam.

b.    Keluarga Nabi
          Keluarga Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam dikenal dengan keluarga Hasyimiyah, yang dinisbatkan pada Hasyim bin Abdu Manaf. Hasyim adalah bapak dari Abdul Muththalib (kakek Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam).
          Abdul Muththalib menikah dengan Fathimah binti Amr dan mempunyai 10 anak laki laki, salah satunya bernama Abdullah. yang merupakan Bapak dari Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam. Abdullah menikah dengan Aminah binti Wahb. Saat itu Aminah dianggap sebagai wanita paling terpandang di kalangan Quraisy dari segi keturunan ataupun kedudukannya. Bapaknya adalah pemuka bani Zuhrah. Tak lama kemudian setelah mereka menikah, Abdul Muththalib mengutus Abdullah untuk pergi ke Madinah dan Abdullah meninggal disana pada usia 25 tahun sebelum Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam dilahirkan.

Kelahiran dan 40 Tahun Sebelum Nubuwah
                Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam lahir di Makkah pada Senin pagi, 9 Rabbi’ul Awal, permulaan tahun gajah atau bertepatan dengan 20 atau 22 April tahun 671 Masehi. Ibnu Sa’d meriwayatkan bahwa ibunda Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam berkata “setelah bayiku keluar, aku melihat adaa cahaya yang keluar dari kemaluanku dan menyinari istana Syam”. Berita kelahiran itupun sampai pada Abdul Muththalib, kemudian ia mencari wanita dari Bani Sa’d untuk menyusui Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam (ini adalah tradisi, agar bayi menjadi kuat, kekar dan agar keluarga yang menyusui dapat melatih bahasa arab dengan fasih). Wanita tersebut adalah Halimah As sa’diyah. Halimah dapat merasakan barakah pada saat menyusui beliau.
                Tatkala Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam berusia 4 atau 5 tahun, beliau didatangi Jibril yang pada saat itu sedang bermain dengan anak-anak kecil lainnya. Pada saat itu terjadi peristiwa pembelahan dada beliau untuk mensucikannya dan membuang bagian kotor (syaithan) dari dalam dirinya. Anak-anak kecil tadi berlarian mencari ibu susunya dan berkata “Muhammad telah dibunuh!”. Tapi setelah kejadian itu, wajah beliau justru semakin berseri.
                Dengan adanya peristiwa pembelahan dada tersebut, Halimah merasa khawatir dan akhirnya mengembalikan beliau pada ibunda tercinta. Maka beliau hidup bersama ibundanya hingga usia 6 tahun. Suatu hari Aminah bersama Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam ingin mengunjungi kuburan Ayahnya di Yatsrib. Namun dalam perjalanan pulang, Aminah jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia di Abwa’ yang terletak antara Makkah dan Madinah.
                Sepeninggal Ayah dan Ibunya, kemudian Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam kembali ke tempat kakeknya, Abdul Muththalib di Makkah. Abdul Muththalib merawat cucunya yang yatim piatu itu dengan penuh kasih sayang. Sampai pada usia 8 tahun lebih 10 hari umur Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam, Kakeknya meninggal dunia di Makkah. Sebelum meninggal, abdul Muththalib berpesan menitipkan pengasuhan sang cucu kepada pamannya, Abu Thalib. Abu thalib mengasuh Nabi Muhammad  Sholallahu’alaihi wassalam seperti anaknya sendiri.
Banyak peristiwa terjadi selama Rasulullah dalam pengasuhan Abu Thalib, diantaranya :
1.       Turun hujan saat Makkah sedang dilanda musim paceklik. Hal tersebut terjadi ketika Abu Thalib memegang Rasulullah kecil, dan menempelkan punggungnya ke dinding Ka’bah, seketika itu tiba-tiba mendung dan terjadilah hujan.
2.       Bahira Sang Rahib. Ketika Rasulullah berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajaknya berdagang ke Syam. Pada saat singgah, beliau dan rombongan bertemu dengan Rahib (pendeta) yang dikenal dengan sebutan bahira yang nama aslinya adalah Jurjis. Sambil memegang tangan Rasulullah, Rahib berkata “Orang ini adalah pemimpin semesta alam, anak ini diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam”. Menurut bahira, semua bebatuan dan pepohonan tunduk bersujud kepada Rasulullah dan ada “stempel” nubuwah yang berada di bagian bawah tulang rawan bahunya yang menyerupai buah apel dan hal tersebut memang terdapat dalam kitab rahib.
3.       Perang Fijar. Rasulullah mengikuti perang ini pada usia 15 tahun. Perang ini terjadi antara pihak Quraisy dengan Kinanah, berhadapan dengan pihak Qais Ailan. Perang ini dimenangkan oleh pihak Quraisy dan Kinanah.
4.       Hilful-Fudhul. Merupakan perjanjian, pengaruh dari peperangan sebelumnya. Rasulullah juga menghadiri perjanjian ini.
5.       Menggembala Kambing. Pada awal masa remajanya, rasulullah biasa menggembala kambing di kalangan bani Sa’d dan Makkah dengan imbalan beberapa dinar.
Menikah dengan Khadijah
                Khadijah binti Khuwailid adalah seorang pedagang, terpandang, kaya raya dan terbiasa menyuruh orang-orang Quraisy menjalankan barang dagangannya dengan membagi sebagian hasilnya pada mereka. Kabar tentang kredibilitas,kejujuran dan kemuliaan akhlak Rasulullah sampai padanya, Khadijahpun mengirim utusan & menawarkan beliau untuk berangkat ke Syam menjalankan barang dagangannya. Pada saat itu Rasulullah berusia 25 tahun, beliau menerima tawaran tersebut dan pergi berdagang ke Syam menjalankan barang dagang milik Khadijah.
                Mengetahui sifat-sifat Rasulullah yang mulia, Siti Khadijah meminta rekannya yang bernama Nafisah binti Munyah untuk menemui Rasulullah dan membuka jalan agar mau menikah dengan Khadijah. Rasulullah ternyata menerima tawaran tersebut. Hal ini terjadi dua bulan sepulangnya dari Syam. Mas kawinnya adalah 20 ekor unta muda. Usia Khadijah pada saat itu 40 tahun, ia adalah wanita pertama yang dinikahi oleh Rasulullah. Rasulullah tidak pernah menikahi wanita lain sampai Khadijah meninggal dunia.
                Semua putra-putri beliau, selain Ibrahim yang dilahirkan Mariah Al Qibthiyah, dilahirkan dari rahim Khadijah. Yang pertama adalah Al-Qasim, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah dan Abdullah. Semua putra Rasulullah meninggal selagi masih kecil. Semua putri Rasulullah masuk islam dan ikut hijrah. Mereka semua meninggal ketika Rasulullah masih hidup. Kecuali Fatimah, yang meninggal selang enam bulan sepeninggal Rasulullah.
               

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah, Definisi & Komponen Sistem Basis Data

Hayoo.. Curhat atau mengeluh? :)

Tutorial Dasar MongoDB